1. Pengertian dilatasi adalah sebuah sambungan/garis pada sebuah
bangunan yang karena sesuatu hal memiliki sistim struktur berbeda. Yang
gunanya untuk menghindari bencana alam. Seperti gempa, dll. hal ini
sudah dilakukan oleh bangunan bangunan tradisional nenek moyang kita.
2. Misalkan ada bangunan yang mempunyai tingkat tekanan yang berbeda.
Maka bangunan yang mendapat tekanan yang rendah akan berbeda
strukturnya dengan bangunan yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi.
Walaupun dalam satu gedung, misalkan yang bertingkat, maka tingkatan
lebih rendah memiliki struktur yang lebih kuat.
Misalkan ada struktur tanah yang lemah dan yang kuat dalam satu
rencana bangunan, maka pondasi akan dubuat dengan sesuai dengan struktur
tanah tersebut.
3. Dalam satu komplek, misalkan deretan Ruko. Proses dilatasi
dilakukan dengan membuat struktur bangunan tidak memakai satu dinding
sebagai pemisah. Jadi bangunan yang satu memakai dinding sendiri dan
bangunan sampingnya makai dinding sendiri. Sehingga walaupun terlihat
menyatu sebenarnya terpisah.
Ini dilakukan untuk mengurangi efek samping dari bencana gempa.
Dilatasi bangunan biasanya diterapkan pada :
- · Bangunan yang mempunyai tinggi berbeda – beda. ( pertemuan
antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi ).
- · Pemisah bangunan induk dengan bangunan sayap.
- · Bangunan yang memiliki kelemahan geometris.
- · Bangunan yang memiliki panjang >30m.
- · Bangunan yang berdiri diatas tanah yang kurang rata.
- · Bangunan yang ada didaerah gempa.
- · Bangunan yang mempunyai bentuk denah bangunan L, T, Z, O,
H, dan U.
Macam – macam dilatasi :
1. Dilatasi dengan 2 kolom
Dilatasi dengan 2 kolom biasanya digunakan untuk bangunan yang
bentuknya memanjang ( linier ). Dengan adanya dilatasi maka jarak kolom
akan menjadi pendek.
2. Dilatasi dengan balok kantilever
· Dilatasi juga bisa dilakukan dengan struktur balok
kantilever.
· Bentang balok kantilever maksimal 1/3 dari bentang balok
induk.
· Pada lokasi dilatasi bentang kolom dirubah ( diperkecil )
menjadi 2/3 bentang kolom yang lain.
3. Dilatasi dengan balok gerber
· Sistem ini dipergunakan apabila diinginkan jarak kolom
tetap sama.
· Sistem ini memiliki kelemahan apabila ada beban
horizontal yang cukup besar ( akibat gempa bumi ) akan berakibat fatal (
lepas dan jatuh ).
4. Dilatasi dengan konsol
· Dengan system ini jarak kolom dapat dipertahankan sama
· Umumnya dipergunakan pada bangunan yang menggunakan material
prefabrikasi.
Dalam penerapan system dilatasi perlu diperhatikan jaraknya. Jarak
dilatasi harus benar – benar diperhitungkan. Dilatasi yang terlalu
sempit apabila terkena pergeseran akibat gaya vertical maupun horizontal
akan timbul banyak masalah, mulai dari dilatasi itu sendiri yang rusak,
kebocoran yang sulit diperbaiki, sampai kerusakan – kerusakan di bagian
lain akibat saling bertabrakannya blok bangunan satu dengan yang
lainnya.
Selain itu bangunan disekitar danau tersebut termasuk bangunan
tinggi, yang memiliki tinggi bangunan yang berbeda – beda.
Untuk menahan gaya vertical dan gaya horizontal yang timbul perlu
dibuat system dilatasi.
Sistem dilatasi digunakan pada pertemuan antar bangunan yang
memiliki tinggi yang berbeda. Hal ini dikarenakan beban gaya yang
diterima bangunan berbeda – beda antara bangunan yang tinggi dengan
bangunan yang lebih rendah.
Bangunan di atas bisa menggunakan system dilatasi kolom,
kantilever, gerber, maupun konsol.
Tetapi biasanya system dilatasi yang sering digunakan adalah system
dilatasi kolom. Sistem ini digunakan untuk bangunan – bangunan yang
panjang. Sistem ini juga mempunyai kelebihan yaitu mampu menahan gaya
horizontal yang timbul ( gempa bumi ).
Selain itu juga relative aman, dan apabila ada kerusakan –
kerusakan tidak terlalu fatal.
http://muchlisryanbekti.blogspot.com/2012/04/sistem-dilatasi-bangunan.html