CONTOH GAMBAR DESAIN

CONTOH GAMBAR DESAIN
keterangan lebih lanjut ke: WA 085-106-4000-60

Kamis, 22 November 2012

EVALUASI KINERJA GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPA
dengan PUSHOVER ANALYSIS
(Sesuai ATC-40, FEMA 356 dan FEMA 440)
Yosafat Aji Pranata

Perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa
sangat penting di Indonesia, mengingat sebagian besar
wilayahnya terletak dalam wilayah gempa dengan
intensitas moderat hingga tinggi.
Trend terbaru perencanaan bangunan tahan gempa
saat ini adalah perencanaan berbasis kinerja
(Performance-Based Design). Konsep perencanaan
berbasis kinerja merupakan kombinasi dari aspek
tahanan dan aspek layan.
Dalam studi ini tiga gedung beton bertulang dengan
sistem struktur rangka pemikul momen dengan
kriteria khusus dan menengah, bertingkat sepuluh,
gedung beraturan, didesain sesuai Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung [SNI 1726, 2002] dan Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung [SNI 03-
2874 - 2002]. Perilaku seismik struktur-struktur ini
dievaluasi dengan menggunakan evaluasi kinerja
dengan menggunakan pushover analysis dan analisis
inelastik dinamik riwayat waktu (inelastic dynamic
time history analysis).

http://digilib.umm.ac.id/files/disk1/331/jiptummpp-gdl-jou-2009-yosafataji-16507-Evaluasi-29.pdf

Sistem Dilatasi Konstruksi Bangunan


1. Pengertian dilatasi adalah sebuah sambungan/garis pada sebuah bangunan yang karena sesuatu hal memiliki sistim struktur berbeda. Yang gunanya untuk menghindari bencana alam. Seperti gempa, dll. hal ini sudah dilakukan oleh bangunan bangunan tradisional nenek moyang kita.
2. Misalkan ada bangunan yang mempunyai tingkat tekanan yang berbeda. Maka bangunan yang mendapat tekanan yang rendah akan berbeda strukturnya dengan bangunan yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi. Walaupun dalam satu gedung, misalkan yang bertingkat, maka tingkatan lebih rendah memiliki struktur yang lebih kuat.
Misalkan ada struktur tanah yang lemah dan yang kuat dalam satu rencana bangunan, maka pondasi akan dubuat dengan sesuai dengan struktur tanah tersebut.
3. Dalam satu komplek, misalkan deretan Ruko. Proses dilatasi dilakukan dengan membuat struktur bangunan tidak memakai satu dinding sebagai pemisah. Jadi bangunan yang satu memakai dinding sendiri dan bangunan sampingnya makai dinding sendiri. Sehingga walaupun terlihat menyatu sebenarnya terpisah.
Ini dilakukan untuk mengurangi efek samping dari bencana gempa.
Dilatasi bangunan biasanya diterapkan pada :
  • ·         Bangunan yang mempunyai tinggi berbeda – beda. ( pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi ).
  • ·         Pemisah bangunan induk dengan bangunan sayap.
  • ·         Bangunan yang memiliki kelemahan geometris.
  • ·         Bangunan yang memiliki panjang >30m.
  • ·         Bangunan yang berdiri diatas tanah yang kurang rata.
  • ·         Bangunan yang ada didaerah gempa.
  • ·         Bangunan yang mempunyai bentuk denah bangunan L, T, Z, O, H, dan U.
Macam – macam dilatasi :
1.    Dilatasi dengan 2 kolom
Dilatasi dengan 2  kolom biasanya digunakan untuk bangunan yang bentuknya memanjang ( linier ). Dengan adanya dilatasi maka jarak kolom akan menjadi pendek.
2.    Dilatasi dengan balok kantilever
·         Dilatasi juga bisa dilakukan dengan struktur balok kantilever.
·         Bentang balok kantilever maksimal 1/3 dari bentang balok induk.
·         Pada lokasi dilatasi bentang kolom dirubah ( diperkecil ) menjadi 2/3 bentang kolom yang lain.
3.    Dilatasi dengan balok gerber
·         Sistem ini dipergunakan apabila diinginkan jarak kolom tetap sama.
·         Sistem ini memiliki kelemahan apabila ada beban horizontal yang cukup besar ( akibat gempa bumi ) akan berakibat fatal ( lepas dan jatuh ).
 4. Dilatasi dengan konsol
· Dengan system ini jarak kolom dapat dipertahankan sama
· Umumnya dipergunakan pada bangunan yang menggunakan material prefabrikasi.
 Dalam penerapan system dilatasi perlu diperhatikan jaraknya. Jarak dilatasi harus benar – benar diperhitungkan. Dilatasi yang terlalu sempit apabila terkena pergeseran akibat gaya vertical maupun horizontal akan timbul banyak masalah, mulai dari dilatasi itu sendiri yang rusak, kebocoran yang sulit diperbaiki, sampai kerusakan – kerusakan di bagian lain akibat saling bertabrakannya blok bangunan satu dengan yang lainnya.
Selain itu bangunan disekitar danau tersebut termasuk bangunan tinggi, yang memiliki tinggi bangunan yang berbeda – beda.
Untuk menahan gaya vertical dan gaya horizontal yang timbul perlu dibuat system dilatasi.
Sistem dilatasi digunakan pada pertemuan antar bangunan yang memiliki tinggi yang berbeda. Hal ini dikarenakan beban gaya yang diterima bangunan berbeda – beda antara bangunan yang tinggi dengan bangunan yang lebih rendah.
Bangunan di atas bisa menggunakan system dilatasi kolom, kantilever, gerber, maupun konsol.
Tetapi biasanya system dilatasi yang sering digunakan adalah system dilatasi kolom. Sistem ini digunakan untuk bangunan – bangunan yang panjang. Sistem ini juga mempunyai kelebihan yaitu mampu menahan gaya horizontal yang timbul ( gempa bumi ).
Selain itu juga relative aman, dan apabila ada kerusakan – kerusakan tidak terlalu fatal.

http://muchlisryanbekti.blogspot.com/2012/04/sistem-dilatasi-bangunan.html

Sabtu, 17 November 2012

Pagar kayu nan minimalis

01. Pagar kayu vertikal - rangka besi - batu alam
 
gambar dari sini
Desain pagar rumah yang ini bagus banget menurut saya..
Rangka utamanya besi yang masih nongol diantara susunan kayu vertikal nan rapi, dipadu dengan kolom-kolom yang diselimuti batu alam (bisa andesit ataupun candi).
Alternatif batu alam yang bisa dipilih..


gambar dari sini
02. Pagar kayu horizontal


gambar dari sini
Saya suka sesuatu yang simple dan minimalis. Motif horizontal ini benar-benar menarik sekali. Dengan rangka besi yang disembunyikan, jadi tampak depan polos bermaterial kayu. Warna kayunya lebih terang dan tak ada celah diantaranya memberikan kesan masif dan tertutup.


gambar dari sini
Desain horizontal yang kedua ini juga manis. Dengan potongan kayu lebih kecil-kecil (lebih menyerupai ukuran list daripada model-model sebelumnya ukuran papan sekitar 30-40cm) jarak antara kayupun masih ada, tidak terlalu masif, handel pagar ini jadi point of interest. Jarang ya liat handel pagar menggunakan yang biasanya digunakan dipintu utama.

gambar dari sini

Model horizontal yang ini menurut saya bagus. Walaupun jenis bukaan yang dipilih (sepertinya) pintu lipat.. tapi komposisi kayu dan rangka besinya pas banget.

03. Vertikal vs JHorizontal
gambar dari sini
gambar dari sini
walaupun masih berupa gambar modeling 3d, tapi saya suka dengan idenya..

Ini merupakan contoh yang saya temukan di web lain yang khusus membahas pagar kayu.. berikut beberapa contoh desainnya:


gambar dari sini
Untuk biaya pagar kayu ini kisaran lebih kurang satu sampai satu setengah juga rupiah permeternya (bukan dikali meter lari, tapi dikali luasan) dengan pilihan jenis kayu kamper atau jati. Desain minimalis budget maksimalis juga ya...

jadi kira-kira model mana yang cocok dengan rumah anda...